PENGENALAN
Mutsuki dulunya merupakan 'anak' sulung dari keduabelas
bersaudari kapal perusak kelas Mutsuki, yang mulai digagas pembuatannya oleh
IJN sejak berakhirnya Perang Dunia I. Pada waktu itu, para kapal kelas Mutsuki
merupakan kapal perusak terdepan sepanjang tahun 1930-an. Namun, semenjak
kelahiran Fubuki dan meletusnya Perang Dunia II, para kelas Mutsuki dianggap
ketinggalan zaman dan kuno.
Pembangunan kapal perusak kelas Mutsuki disetujui sebagai
bagian dari pembangunan kekuatan maritim Kekaisaran Jepang, setelah keluarnya
Jepang dari Washington Naval Treaty efektif sejak tahun 1923. Kapal kelas
Mutsuki merupakan pengembangan dari kapal perusak kelas Minekaze dan Kamikaze.
Mutsuki sendiri lahir di Sasabo Naval Arsenal pada tanggal 21 Mei 1924,
diluncurkan pada 23 Juli 1925 dan bertugas pertama kali mulai 26 Maret 1926.
Pada awalnya, ia tidak memiliki nama yang pasti dan hanya
diberi nama “Destroyer No. 19”, atau dalam bahasa Jepangnya "Iku"
(menjelaskan mengapa Submarine I-19 muncul bersamanya di ilustrasinya di atas,
sebagai joke). Namun, pada tanggal 1 Agustus 1928 ia akhirnya diberi nama
Mutsuki.
SEJARAH PRA
PERANG DUNIA II
Pada era 1930-an, Mutsuki berpartisipasi dalam perang
antara Kekaisaran Jepang dengan Republik Rakyat Cina. Salah satunya adalah
Insiden Shanghai pada tahun 1932, dan Perang Sino-Japanese Kedua dari tahun
1937-1941 yang merupakan perang terbesar Asia pada abad ke-20, dimana Kekaisaran
Jepang harus menghadapi China yang dibantu oleh Uni Soviet dan Jerman dari arah
barat, dan Amerika Serikat dari arah timur.
SEJARAH
PERANG DUNIA II
Pada saat penyerangan ke Pearl Harbor, Mutsuki adalah
bagian dari Divisi Destroyer 30 dibawah Skuadron Cruiser-Destroyer 6 yang
merupakan bagian dari armada IJN keempat. Ia diberangkatkan dari Truk sebagai
bagian dari pasukan invasi Pulau Wake.
Pagi-pagi sekali pada tanggal 11 Desember 1941 (yang
nantinya akan disebut sebagai Pertempuran Pulau Wake), pasukan penjaga garis
perbatasan Amerika mendeteksi adanya upaya pendaratan perdana dari Pasukan
Pendaratan Marinir Khusus (SNLF), yang dibayang-bayangi oleh sorotan lampu suar
dari kapal penjelajah ringan Yuubari, Tenryuu, dan Tatsuta. Sementara kapal
perusak pendukung adalah Mutsuki beserta Yayoi, Hayate, Kisaragi, Oite, dan
Asanagi. Mereka harus mengawal pendaratan dua kapal transportasi yang membawa
450 personil militer SNLF.
Setelah kehilangan Kisaragi dan Hayate dalam pertempuran
itu, pasukan Jepang mundur tanpa sempat mendarat. Ini adalah kekalahan pertama
Jepang di Perang Dunia II. Mutsuki kembali beraksi pada 23 Desember dengan
pasukan invasi Pulau Wake kedua, dan melaksanakan tugasnya dengan baik kali
ini.
Pada awal 1942, Mutsuki mengawal konvoi tentara dari Truk
ke Guam, dan kemudian bergabing dalam operasi invasi di Kepulauan Solomon. Di
sana ia ditugaskan untuk mengawal pendaratan pasukan Jepang selama jalannya
Operation R, yaitu sebuah operasi untuk menduduki Rabaul, Irlandia Baru, dan
Inggris Baru). Dan selama Operation SR (operasi pendudukan Lae dan Salamaua di
Papua Nugini) pada bulan April nya, ia juga mengawal pendaratan pasukan marinir
di Kepulauan Admirality.
Selama Pertempuran Laut Koral dari 7-8 Mei 1942, Mutsuki
ditempatkan dalam armada pendaratan yang dibentuk untuk melaksanakan Operation
Mo ke Port Moresby. Setelah operasi tersebut dibatalkan, Mutsuki ditempatkan di
pangkalan Rabaul dengan tugasnya yang rutinnya yaitu mengawal pengiriman
pasokan logistik di antara Truk, Rabaul, dan Palau sampai dipanggil pulang ke
Jepang pada bulan Juli untuk menjalani perbaikan dan remodel.
Mutsuki selesai diperbaiki di Sasebo Naval Arsenal pada
12 Juli 1942 dan dimutasi ke armada IJN kedelapan dan ikut berpartisipasi dalam
Penyerbuan Lapangan Udara Henderson pada tanggal 24 Agustus 1942.
Selama Pertempuran Kepulauan Solomon Timur pada tanggal
25 Agustus 1942, Mutsuki tenggelam akibat serangan dari pesawat bomber USAAF
B-17 Flying Fortress saat hendak membantu kapal transportasi Kinryumaru yang
terluka parah. Mutsuki terkena serangan bom secara langsung di kabin mesin,
menewaskan 41 kru dan melukai 11 kru lainnya. Kemudian, Yayoi yang menampung
kru Mutsuki yang selamat, termasuk kapten kapalnya, Letnan Komodor Kenji
Hatano.
Sumber : http://kancolle-ukw.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar