Kamis, 07 Januari 2016

Destroyer Fubuki



PENGENALAN

Fubuki dulunya adalah kapal pertama dari 24 kapal perusak (Destroyer) kelas Fubuki. Kelas kapal perusak ini dikatakan sebagai kapal perusak paling mutakhir yang mampu menjadi rival kapal perusak Amerika kelas Porter dan Somer, pada saat itu. Kecepatan kapal kelas Fubuki adalah 38 knots, dengan catatan sambil membawa meriam berlaras ganda tipe ke-3 diameter 5 inch dan tabung-tabung torpedo berdiameter 24 inch. Fubuki lahir di Maizuru Naval Arsenal, diluncurkan pertama kali pada tanggal 15 November 1927 dan mulai bertugas pada tanggal 10 August 1928.


SPESIFIKASI

Walaupun saat itu Jepang berada di dalam batasan Washington Naval Treaty, kapal perusak tipe khusus kelas Fubuki inilah yang akan mengejutkan seluruh dunia, dengan melampaui batasan-batasan definisi klasik kapal perusak itu sendiri.

Walaupun dengan perjanjian yang membuat program militer "Armada 88" terhenti itu, situasi dimana angkatan laut Jepang membutuhkan kapal-kapal yang bisa melawan armada musuh kapan saja tetap tidak berubah.

Kebutuhan yang disyaratkan oleh para petinggi militer Jepang pada saat itu adalah antara lain:

• Meningkatkan kepantasan dan kemampuan berlayar di tengah laut lepas.

• Persenjataan torpedo yang bisa digunakan secara lebih ofensif.

• Kemampuan untuk menangkis armada kapal perusak musuh. Kemampuan untuk bertarung seimbang dengan kapal penjelajah ringan (Light Cruiser) di tengah-tengah armada kapal perusak musuh. Dan lagi, mempunyai kekuatan tembak lebih tinggi dibandingkan kapal perusak musuh yang terbaru sekali pun.

Untuk memenuhi tuntutan itu, spesifikasi ini mulai dibuat:

• Untuk mendapatkan kecepatan yang dibutuhkan, meriam laras ganda diameter 12.7cm ditempatkan bersama-sama dengan tiga laras tabung torpedo rangkap tiga berdiameter 61cm (total 9 torpedo).

• Anjungan kapal dibuat tertutup (anjungan kapal perusak generasi sebelumnya hanya menggunakan atap kanvas).

• Haluan kapal diperbesar dan dibuat menggunakan bahan Duralumin. Namun, karena gampang terkena korosi oleh air laut, diganti menjadi pelat besi.

• Untuk meningkatkan kepantasan ditinggali selama ekspedisi jangka panjang, lorong kamar untuk para awak kapal dilengkapi dengan kompor kapur, pemanas uap, dan kulkas.

• Harus dilengkapi dengan turbin penjelajah.

•Untuk memperkuat armor dan kemampuan penjelajahan, lambung kapal dibangun mulai dari haluan hingga buritan kapal.

Spesifikasi dasar yang sepertinya terlalu muluk-muluk ini sangat berbeda dengan konsep ideal desainer kapal yang konvensional. Yang membuat Fubuki bisa lahir adalah hasil dari persyaratan yang dikemukakan oleh para petinggi militer dan para desainer modern yang berfokus pada inovasi untuk mewujudkannya. Kelahirannya sekaligus membuat kapal-kapal perusak generasi lama seperti kelas Mutsuki menjadi kuno dan ketinggalan zaman.


SEJARAH

Selama penyerangan ke Pearl Harbor, Fubuki ditempatkan dalam Divisi Destroyer 11 dari Skuadron Destroyer 3 sebagai bagian dari armada pertama IJN (Imperial Japan Navy). Ia mengawal kapal penjelajah berat (Heavy Cruisers) Kumano dan Suzuya bersama dengan kapal perusak Sigiri untuk membantu operasi militer dari Prancis Indochina (sekarang adalah Vietnam, Laos, Kamboja, dan China bagian selatan) sampai ke Inggris Borneo (sekarang Malaysia bagian Timur atau Kalimantan Utara).

Ia juga terlibat dalam Invasi Malaya dimana dia dibantu untuk misi penyelamatan kapal transportasi Akita Maru yang ditorpedo oleh kapal selam Belanda O-19. Pada 26-27 Januari 1942, Fubuki berpartisipasi dalam Pertempuran Endau (perairan di sebelah utara Palembang, Sumatera) dimana dia berhasil menenggelamkan kapal perusak Inggris, Thanet, bersama-sama dengan Sendai.

Dia juga membantu dalam Invasi Sumatra, dengan menyerang kapal pengiriman senjata dari pihak Sekutu yang kabur dari Singapura. Ia berhasil menangkap tujuh di antaranya. Fubuki juga hadir dalam Pertempuran Selat Sunda setelahnya. Di sana Fubuki dituduh melakukan friendly fire (menembak teman sendiri) yang menenggelamkan empat kapal transport Jepang dan sebuah kapal penyapu ranjau. Namun investigasi lebih jauh membuktikan bahwa kapal penjelajah berat Mogami yang bertanggung jawab atas insiden itu.

Fubuki membantu operasi militer Jepang semakin jauh ke Asia Selatan, dimana dia juga hadir di front belakang Operasi Samudera Hindia dimana dia ditugaskan untuk mengawal pulang beberapa kapal perang dari Port Blair di Pulau Andaman.

Dia juga terlibat dalam Pertempuran Midway, dimana dia ditugaskan untuk memberikan perlindungan anti pesawat tempur dari Amerika. Sayangnya, ia gagal melindungi para Kido Butai yang terdiri dari Akagi, Kaga, Souryuu, dan Hiryuu yang karam di pertempuran tersebut. Setelah itu, tugasnya menjadi terfokus sebagai kapal patroli anti kapal selam dan kapal pengawal beberapa kapal perang besar dari Jepang ke beberapa pangkalan militer di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan.

Pertengahan 1942, Fubuki dikirim ke Kepulauan Solomon, dimana dia ditugaskan dalam beberapa misi penting seperti Tokyo Express, Pemboman Lapangan Udara Henderson (namun Ryuujo dan Mutsuki tenggelam di misi ini) dan memberikan perlindungan kepada beberapa kapal transportasi. Ia juga memberikan tembakan pendukung pada Pertempuran Edson's Ridge. Dan lagi-lagi, mengawal 5 kapal transportasi personil militer. Dengan demikian, hampir sebagian besar karirnya di Perang Dunia II dihabiskan menjadi kapal pengawal misi penting.

Pertarungan terakhirnya adalah di Pertempuran Cape Esperance, dimana dia dan Hatsuyuki (yang salah diidentifikasikan sebagai Murakumo) ditugaskan untuk menjadi tameng bagi kapal penjelajah berat Aoba, Kinugasa dan Furataka yang ditugaskan untuk menyerbu Lapangan Udara Henderson.

Pada saat itu adalah pertempuran malam. Armada Jepang salah mengidentifikasi kedatangan armada Amerika sebagai armada teman, disebabkan oleh radar yang tidak efektif pada saat itu. Kapal penjelajah berat San Francisco CA-38 dan Boise CL-47 adalah yang pertama menemukan Fubuki dan menembakkan beberapa peluru meriamnya ke arahnya. Kemudian disusul oleh ketujuh kapal yang lainnya, praktis membuat Fubuki terluka parah akibat dikepung oleh 9 kapal Amerika. Namun, pengorbanannya membuat Kinugasa dan Hatsuyuki berhasil melarikan diri. 109 dari kru kapal Fubuki diselamatkan oleh kapal perusak Amerika USS McCalla DD-488 dan 2 kapal penyapu ranjau Amerika: USS Hovey DMS-11 dan USS Trever DMS-16.

Fubuki resmi tenggelam pada 11 Oktober 1942, dan kini dia beristirahat dengan tenang di kuburan para kapal perang terbesar di dunia: Ironbottom Sound.


Sumber : http://kancolle-ukw.blogspot.co.id/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar