PENGENALAN
Fubuki dulunya adalah kapal pertama dari 24 kapal perusak
(Destroyer) kelas Fubuki. Kelas kapal perusak ini dikatakan sebagai kapal
perusak paling mutakhir yang mampu menjadi rival kapal perusak Amerika kelas
Porter dan Somer, pada saat itu. Kecepatan kapal kelas Fubuki adalah 38 knots,
dengan catatan sambil membawa meriam berlaras ganda tipe ke-3 diameter 5 inch
dan tabung-tabung torpedo berdiameter 24 inch. Fubuki lahir di Maizuru Naval
Arsenal, diluncurkan pertama kali pada tanggal 15 November 1927 dan mulai
bertugas pada tanggal 10 August 1928.
SPESIFIKASI
Walaupun saat itu Jepang berada di dalam batasan
Washington Naval Treaty, kapal perusak tipe khusus kelas Fubuki inilah yang
akan mengejutkan seluruh dunia, dengan melampaui batasan-batasan definisi
klasik kapal perusak itu sendiri.
Walaupun dengan perjanjian yang membuat program militer
"Armada 88" terhenti itu, situasi dimana angkatan laut Jepang
membutuhkan kapal-kapal yang bisa melawan armada musuh kapan saja tetap tidak
berubah.
Kebutuhan yang disyaratkan oleh para petinggi militer
Jepang pada saat itu adalah antara lain:
• Meningkatkan kepantasan dan kemampuan berlayar di
tengah laut lepas.
• Persenjataan torpedo yang bisa digunakan secara lebih
ofensif.
• Kemampuan untuk menangkis armada kapal perusak musuh.
Kemampuan untuk bertarung seimbang dengan kapal penjelajah ringan (Light
Cruiser) di tengah-tengah armada kapal perusak musuh. Dan lagi, mempunyai
kekuatan tembak lebih tinggi dibandingkan kapal perusak musuh yang terbaru
sekali pun.
Untuk memenuhi tuntutan itu, spesifikasi ini mulai
dibuat:
• Untuk mendapatkan kecepatan yang dibutuhkan, meriam
laras ganda diameter 12.7cm ditempatkan bersama-sama dengan tiga laras tabung
torpedo rangkap tiga berdiameter 61cm (total 9 torpedo).
• Anjungan kapal dibuat tertutup (anjungan kapal perusak
generasi sebelumnya hanya menggunakan atap kanvas).
• Haluan kapal diperbesar dan dibuat menggunakan bahan
Duralumin. Namun, karena gampang terkena korosi oleh air laut, diganti menjadi
pelat besi.
• Untuk meningkatkan kepantasan ditinggali selama
ekspedisi jangka panjang, lorong kamar untuk para awak kapal dilengkapi dengan
kompor kapur, pemanas uap, dan kulkas.
• Harus dilengkapi dengan turbin penjelajah.
•Untuk memperkuat armor dan kemampuan penjelajahan,
lambung kapal dibangun mulai dari haluan hingga buritan kapal.
Spesifikasi dasar yang sepertinya terlalu muluk-muluk ini
sangat berbeda dengan konsep ideal desainer kapal yang konvensional. Yang
membuat Fubuki bisa lahir adalah hasil dari persyaratan yang dikemukakan oleh
para petinggi militer dan para desainer modern yang berfokus pada inovasi untuk
mewujudkannya. Kelahirannya sekaligus membuat kapal-kapal perusak generasi lama
seperti kelas Mutsuki menjadi kuno dan ketinggalan zaman.
SEJARAH
Selama penyerangan ke Pearl Harbor, Fubuki ditempatkan
dalam Divisi Destroyer 11 dari Skuadron Destroyer 3 sebagai bagian dari armada
pertama IJN (Imperial Japan Navy). Ia mengawal kapal penjelajah berat (Heavy
Cruisers) Kumano dan Suzuya bersama dengan kapal perusak Sigiri untuk membantu
operasi militer dari Prancis Indochina (sekarang adalah Vietnam, Laos, Kamboja,
dan China bagian selatan) sampai ke Inggris Borneo (sekarang Malaysia bagian
Timur atau Kalimantan Utara).
Ia juga terlibat dalam Invasi Malaya dimana dia dibantu
untuk misi penyelamatan kapal transportasi Akita Maru yang ditorpedo oleh kapal
selam Belanda O-19. Pada 26-27 Januari 1942, Fubuki berpartisipasi dalam
Pertempuran Endau (perairan di sebelah utara Palembang, Sumatera) dimana dia berhasil
menenggelamkan kapal perusak Inggris, Thanet, bersama-sama dengan Sendai.
Dia juga membantu dalam Invasi Sumatra, dengan menyerang
kapal pengiriman senjata dari pihak Sekutu yang kabur dari Singapura. Ia
berhasil menangkap tujuh di antaranya. Fubuki juga hadir dalam Pertempuran
Selat Sunda setelahnya. Di sana Fubuki dituduh melakukan friendly fire
(menembak teman sendiri) yang menenggelamkan empat kapal transport Jepang dan
sebuah kapal penyapu ranjau. Namun investigasi lebih jauh membuktikan bahwa kapal
penjelajah berat Mogami yang bertanggung jawab atas insiden itu.
Fubuki membantu operasi militer Jepang semakin jauh ke
Asia Selatan, dimana dia juga hadir di front belakang Operasi Samudera Hindia
dimana dia ditugaskan untuk mengawal pulang beberapa kapal perang dari Port
Blair di Pulau Andaman.
Dia juga terlibat dalam Pertempuran Midway, dimana dia
ditugaskan untuk memberikan perlindungan anti pesawat tempur dari Amerika.
Sayangnya, ia gagal melindungi para Kido Butai yang terdiri dari Akagi, Kaga, Souryuu,
dan Hiryuu yang karam di pertempuran tersebut. Setelah itu, tugasnya menjadi
terfokus sebagai kapal patroli anti kapal selam dan kapal pengawal beberapa
kapal perang besar dari Jepang ke beberapa pangkalan militer di Asia Tenggara
dan Pasifik Selatan.
Pertengahan 1942, Fubuki dikirim ke Kepulauan Solomon,
dimana dia ditugaskan dalam beberapa misi penting seperti Tokyo Express,
Pemboman Lapangan Udara Henderson (namun Ryuujo dan Mutsuki tenggelam di misi
ini) dan memberikan perlindungan kepada beberapa kapal transportasi. Ia juga
memberikan tembakan pendukung pada Pertempuran Edson's Ridge. Dan lagi-lagi,
mengawal 5 kapal transportasi personil militer. Dengan demikian, hampir
sebagian besar karirnya di Perang Dunia II dihabiskan menjadi kapal pengawal
misi penting.
Pertarungan terakhirnya adalah di Pertempuran Cape
Esperance, dimana dia dan Hatsuyuki (yang salah diidentifikasikan sebagai
Murakumo) ditugaskan untuk menjadi tameng bagi kapal penjelajah berat Aoba,
Kinugasa dan Furataka yang ditugaskan untuk menyerbu Lapangan Udara Henderson.
Pada saat itu adalah pertempuran malam. Armada Jepang
salah mengidentifikasi kedatangan armada Amerika sebagai armada teman,
disebabkan oleh radar yang tidak efektif pada saat itu. Kapal penjelajah berat
San Francisco CA-38 dan Boise CL-47 adalah yang pertama menemukan Fubuki dan
menembakkan beberapa peluru meriamnya ke arahnya. Kemudian disusul oleh ketujuh
kapal yang lainnya, praktis membuat Fubuki terluka parah akibat dikepung oleh 9
kapal Amerika. Namun, pengorbanannya membuat Kinugasa dan Hatsuyuki berhasil
melarikan diri. 109 dari kru kapal Fubuki diselamatkan oleh kapal perusak
Amerika USS McCalla DD-488 dan 2 kapal penyapu ranjau Amerika: USS Hovey DMS-11
dan USS Trever DMS-16.
Fubuki resmi tenggelam pada 11 Oktober 1942, dan kini dia
beristirahat dengan tenang di kuburan para kapal perang terbesar di dunia:
Ironbottom Sound.
Sumber : http://kancolle-ukw.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar